Sunday, June 17, 2007

Nasehat bijak Yahya bin Mu'adz

* Padang di dunia ditempuh dengan jalan kaki dan padang di akhirat ditempuh dengan hati.
* Hai Anak Adam, agamamu masih tetap terkoyak selama (hatimu) masih dibebani oleh cinta keduniawian.
* Barang siapa tidak ridha kepada Allah karena larangan-Nya pastilah ia tidak akan selamat dari larangan-Nya.
* Mereka mengarungi lautan cobaan dengan berenang hingga sampailah mereka ke pantai anugerah. Mereka juga mengarungi lautan anugerah dengan berenang hingga sampailah mereka kepada Tuhan semua makhluk.
* Barang siapa yang memusatkan hatinya kepada Allah niscaya akan terbukalah sumber-sumber hikmah dalam hatinya dan mengalir melalui lisannya.
* Kesimpulan dari semua urusan terletak pada dua perkara, yaitu tenangnya hati dengan rizki dari arah ini (dunia) dan bersungguh-sungguh dalam mencari rizki untuk bekal ke arah itu (akhirat)
* Tinggalkanlah dunia sebelum engkau ditinggalkan (olehnya) dan mohonlah ridha Allah sebelum engkau bersua dengan-Nya. Makmurkanlah rumah yang engkau tempati dengan ketaatan kepada Allah sebelum engkau beralih kepadanya (liang kubur).
* Barangsiapa yang kalbunya selalu disertai dengan kebaikan, niscaya keburukan tidak akan dapat mebahayakannya. Barangsiapa yang selalu disertai dengan keburukan, niscaya kebaikannya tidak akan berguna baginya.
* Musibah paling besar yang menimpa orang bijak adalah bila sehari yang dilaluinya tidak menyebabkan ia mendapatkan hadiah dari Tuhannya yaitu hikmah yang baru.
* Ambillah dari dunia sesuatu yang yang dapat menjadi bekal untuk akhirat mu dan janganlah kamu mengambil dari dunia sesuatu yang menghalangi akhirat kamu.
* Kesempurnaan ampunan terletak pada 3 hal, yaitu: (1). penerimaan yang baik, (2) ilmu yang dihafal dan (3) mendermakan karunia. Pengertian dari "penerimaan yang baik" adalah engkau mendengar (pengajian) dengan niat mengambil faidah dan menghidupkan daya nalarmu. Jangan sampai engkau "sok tahu" tentang apa yang kamu dengar, karena sikap ini termasuk dalam sifat yang sombong dan merusak amal.
* Pertanda orang yang bertaqwa kepada Allah yaitu ada 3: (1) memprioritaskan ridha-Nya, (2) selalu bertaqwa kepada-Nya, (3) menentang hawa nafsunya. Dengan kata lain ridha Allah diatas kepuasan hawa nafsunya. Ia selalu menemani ketaqwaannya, tidak pernah beranjak darinya, baik dalam keadaan suka maupun duka, sedih maupun gembira, senang maupun marah. Ia selalu menentang hawa nafsu yang menjauhkannya dari Allah dan merugikan pahala dari-Nya.
* Wahai orang-orang yang ingin menempuh jalan akhirat dan kebenaran wahai orang-orang yang menempuh amal ibadah dan kezuhudan, ketahuilah:Barangsiapa yang tidak memperbaiki akalnya, maka ia tidak dapat menyembah Tuhannya dengan baik,
* Barangsiapa yang tidak mengetahui penyakit amal, maka dia tidak dapat menghindarkan diri darinya,
* Barangsiapa yang tidak benar perhatiannya dalam mencari sesuatu, maka dia tidak akan dapat memanfaatkanya bila mendapatkannya.
* Ketahuilah bahwa ilmu itu tidak dikehendaki untuk diketahui saja, melainkan dikehendaki untuk diketahui dan diamalkan, karena pahala amal itu dapat diraih berdasarkan pengalaman, bukan karena ilmu semata. Tidakkah engkau lihat bahwa ilmu itu apabila tidak diamalkan, maka akan berubah menjadi bencana dan senjata makan tuan?
* Barangsiapa yang mencari Nya bukan melalui jalan berharap dan takut, bukan dengan rindu dan cinta (kepadaNya), niscaya dia akan kebingungan dalam mencari-Nya, kacau dalam amalnya, tidak akan menemukan nikmatnya ibadah, dan tidak dapat menempuh jalan kezuhudan. Oleh karena itu, bertaqwalah kepada Allah yang hanya kepadaNya engkau kembali.
* Perhatikanlah, jangan sampai engkau termasuk oang-orang yang dikenal oleh para tetangga dan saudara-saudara engkau sebagai ahli kebaikan, seorang sufi, ahli zuhud, lagi ahli ibadah, padahal keadaaannya disisi Allah kebalikan dari semua itu, karena sesungguhnya Allah memberi engkau balasan hanya menurut apa yang Dia ketahui darimu, bukan menurut apa yang diketahui oleh manusia.
* Janganlah engkau termasuk orang yang suka dengan kebaikan yang terlihat orang, yang sebenarnya hanya untuk makhluk, padahal tidak ada pahala baginya, bahkan mendapat siksa.
* Manusia itu ada 3 macam yaitu:(1). seseorang yang disibukkan oleh hari berpulangnya hingga lupa akan penghidupannya, maka yang demikian itu adalah tingkatan orang-orang shalih, (2). seseorang yang disibukkan oleh penghidupannya untuk hari berpulangnya, maka yang demikian itu adalah tingkatan orang-orang yang beruntung, (3). seseorang yang disibukkan oleh penghidupannya sehingga lupa kepada hari berpulangnya, maka yang demikian itu adalah tingkatan orang-orang yang binasa.
* Obat penawar hati ada lima macam: (1). membaca Al Qur'am dengan menafakuri maknanya, (2). mengosongkan perut (puasa), (3) qiyamul lail, (4) berdoa dengan merendahkan diri pada waktu sahur dan (5) berteman dengan orang-orang sholih.
* Janganlah kamu mengambil teman kecuali yang mempunyai 3 pekerti yaitu: (1) yang mengingatkanmu akan akibatburuk dosa-dosa, (2) yang mengenalkanmu akan kotoran hal-hal yang tercela, (3) yang menuntunmu kepada Tuhan yang Maha Mengetahui semua yang ghaib.
* Orang yang jagoan dalam agama adalah orang yang menyandang tiga pekerti sebagai berikut: (1) memelihara lisan, artinya tidak bicara kecuali yang berkenaan dengan apa yang berguna baginya; (2) menguasai kendalinya, artinya bila berada di lapangan amal, ia menahan kendali kehendaknya bila yang dimaksudkan untuk selain Allah dan melepaskannya bila untuk Allah, (3) benar keterangannya, artinya apabila dia mengetahui sesuatu, ia mengamalkannya.
* Ada 3 hal yang membuat bahagia yaitu (1) mata yang menangis, (2) kepala yang tunduk (3) telinga yang mendengar.
* Sebaik-baik perkara adalah kalam yang benar, lisan yang fasih dengan wajah yang cerah dan kata-kata yang lembut yang keluar dari lautan ilmu yang dalam melalui lisan seseorang yang berperangai lembut.
* Kalam yang baik adalah baik dan yang lebih baik daripada kalam adalah maknanya, dan yang lebih baik daripada maknanya adalah pengamalannya, dan yang lebih baik daripada pengamalannya adalah pahalanya, dan yang lebih baik daripada pahalanya adalah keridhaan dar Tuhan yang amal itu dikerjakan karenaNya.

Kesenangan cinta,
adalah karena ingin tetap bersama,
dengan yang dicintainya
Kami merasa heran dengan orang yang selalu mencela
orang yang sedang dimabuk cinta
padahal selama hidupku
aku hanya cinta kepada Allah
dan merindukanNya
Aku duduk dan aku berdiri
hanya karena Dia sepanjang hidupku
Jiwa orang yang cinta
selalu memperhatikan yang dicintainya
dan hatinya terasa hancur karena kecintaannya
Kebanggaan orang yang dimabuk cinta
ialah apabila malam hari yang dilaluinya
hanya bersama dengan orang yang dicintainya
tempat ia mengadu dan mencurahkan isi hatinya
Dia berdiri di mihrab mengadukan kesusahannya
sedang hatinya penuh gelora cinta kepadanya.
Aku mati karena penyakitku
yang tidakkutemukan obat untuknya
dan pula tidak ada jalan keluar
dari musibah yang menimpaku
Apabila penyakit seorang hamba
adalah cinta kepada yang merajainya
maka tiada seorang tabib pun
yang dapat mengobatinya selain Dia.

(Cambuk Hati, 'Aidh bin Abdulah Al Qarni, IBS, 2004)